JAKARTA | GemaNusantara.id – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siraj mengingatkan ancaman Indonesia bisa didikte oleh negara-negara produsen vaksin virus corona (Covid-19)
Menurutnya, hal itu potensial terjadi karena saat ini dunia tengah memasuki era perang baru yakni perang biologi yang berbentuk perang vaksin antarnegara akibat Covid-19.
“Perang biologi, penguasa industri kesehatan, industri vaksin misalnya, menjadi panglima yang dapat menguasai kebijakan suatu negara. Kita akan didikte oleh negara yang memproduksi vaksin,” kata Said saat berpidato di acara Haul Emas KH Wahab Chasbullah ke-50 yang disiarkan di kanal YouTube NU Channel.
Said menyebut beberapa negara produsen vaksin corona terbesar di dunia seperti Amerika Serikat, RRC hingga Jerman tengah mengalami pertempuran tersebut.
Menurutnya, negara-negara yang mampu memproduksi vaksin akan menjadi pemenang dalam perang biologi ini. Sementara Indonesia, kata dia, hanya sebagai penonton saja karena baru bisa melakukan impor vaksin.
“Bisanya cuma importir. Itu pun uangnya entah dapet dari utang atau dari mana, gak tau saya. Apa dari motong-motong anggaran, ga tau saya,” kata dia.
Meski demikian, Said masih belum mengetahui sejuah mana pengaruh perang vaksin tersebut bagi Indonesia. Namun, Ia berharap dampaknya tak sampai berbahaya bagi Indonesia di kemudian hari.